“Kami otomatis tidak bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan karena Gaza dibombardir terus menerus dan secara luas. Kami membutuhkan keamanan, lingkungan yang membuat semua staf bisa bekerja dengan aman, logistik pokok dan pulihnya lagi aktivitas komersial biasa,” kata dia.

Dia menegaskan saat ini “tidak ada tempat dan tak ada seorang pun yang aman di Gaza”.

Situasi di Timur Tengah semakin memanas pascaserangan kelompok Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Hamas meluncurkan serangan tersebut sebagai balasan atas aksi Israel di Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem.

Israel lalu menyatakan memblokade total Jalur Gaza dan kemudian melancarkan operasi militer di sana.

Israel juga menyerang sebagian wilayah Lebanon dan Suriah sebagai balasan atas serangan yang dilancarkan kedua negara. Bentrokan juga berlangsung di Tepi Barat. (TASS-OANA/Ant).