“Setiap surat suara harus dihitung. Dan itu yang sedang kita lalui sekarang ini. Dan itulah yang seharusnya terjadi. Demokrasi kadang-kadang kacau,” kata Biden dalam suatu brifing seperti dikutip Mediamakassar.com dari VOA.
Penghitungan terus berlangsung
Jika Biden mempertahankan keunggulannya di Arizona yang memiliki 11 suara elektoral, dan Nevada dengan enam suara elektoral, ia akan mencapai mayoritas 270 suara elektoral dan menjadi presiden AS ke-46 ketika dilantik bulan Januari, apapun hasil pemilu di Georgia dan Pennsylvania.
Di Pennsylvania dan Georgia, keunggulan Trump menyusut sewaktu suara terus dihitung. Secretary of State Pennsylvania Kathy Boockvar, pejabat tertinggi di negara bagian itu yang antara lain menangani keamanan dan kesejahteraan warga, mengatakan, suara tersisa yang sedang dihitung hampir semuanya adalah surat suara yang dikirim melalui pos. Sejauh ini, suara semacam ini sangat menguntungkan Biden.
Biden Susul Trump di Beberapa Negara Bagian Penting
Tim kampanye Biden telah mendesak para pendukung agar memberikan suara melalui pos agar tetap aman semasa pandemi virus corona. Sementara itu Trump tanpa bukti telah menyebut pemberian suara semacam itu merupakan kecurangan dan penipuan.
Trump menyebut jumlah suara belakangan yang sangat besar yang dimenangkan Biden kemungkinan merupakan campur tangan dari aparat pemilu yang korup di negara bagian-negara bagian yang dipimpin gubernur dari partai Demokrat.
Pada hari Kamis (5/11), Trump mengatakan ia menang di semua lokasi penting dalam jumlah besar, namun jumlah itu kemudian diam-diam berkurang.
Dua puluh suara elektoral diperebutkan di Pennsylvania. Trump unggul cukup jauh di dua negara bagian lain yang belum resmi mengumumkan hasilnya: Alaska dan North Carolina.
Hingga Jumat pagi, Biden memimpin sekitar 11.500 suara di Nevada, yang memiliki enam elektor, dan sekitar 47 ribu di Arizona, yang memiliki 11 elektor. Masih banyak lagi suara yang akan dihitung di kedua negara bagian itu.
Biden unggul dalam perolehan suara total, 73,5 juta berbanding 69,5 juta yang diraih Trump. Tetapi perolehan suara elektoral-lah yang akan menentukan pemenang kampanye berbulan-bulan yang penuh perdebatan ini.
Berdasarkan perhitungan sementara yang dikutip Mediamakassar.com dari laman VOA, Biden memimpin perolehan suara elektoral sebanyak 253, sementara Trump 214.
Melalui Twitter, Trump meminta penghitungan suara dihentikan. Tetapi jika penghitungan suara dihentikan pada Kamis pagi, Trump akan kalah, menjadi presiden ketiga dalam empat dekade ini yang gagal terpilih kembali setelah berkuasa selama satu masa jabatan penuh.(VOA/MK)