MIMI ANTIKA Jurnalis Warga di Luwu |
KEPALA Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Luwu, Hasruddin S.Pd menyatakan sekarang ini sudah banyak guru yang bersertifikat (sertifikasi) tetapi belum punya kompetensi yang layak. Masih banyak guru bersertifkasi tetapi punya kemampuan masih minim. Salah satu contoh, banyak guru sertifikasi tetapi tidak punya kemampuan menggunakan teknologi informasi.
Penegasan ini disampaikan Hasruddin pada diskusi regular jurnalis warga yang membahas topik tentang distribusi guru proporsional di Luwu, yang dilaksanakan JURnaL Celebes dan Kinerja USAID di Belopa, 25 Agustus 2014.
Hasruddin menilai, banyak guru mengejar tunjangan sertifikasi, tetapi tidak dimanfaatkan maksimal untuk meningkatkan kemampuan kompetensi.
”Belum optimalnya pemanfaatan tunjangan sertifikasi guru oleh sebagian guru PNS bukan rahasia umum, banyak guru PNS diantara mereka selalu bertanya-tanya kapan lagi tunjangan sertifikasi mereka mencair dan segera diambil untuk dibelanjakan bukan pada peruntukannya. Mereka lebih mengutamakan kebutuhan konsumtif, mulai melakukan akad kredit mengeluarkan mobil baru, membeli motor hingga digunakan untuk membeli dan melengkapi isi perabot rumah,” ungkap Hasruddin.
Sementara itu, Kepala Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Luwu, Arifuddin SH, MH, mengatakan, pihaknya memang ikut merasakan masih banyaknya guru PNS yang tidak menguasai teknologi informasi alias gapktek. Padahal mereka sudah mendapatkan penghasilan yang lebih besar di bandingkan PNS dilingkup Pemkab Luwu melalui pemberian tunjangan sertifikasi.*