![]() |
NUR ARWAN Jurnalis Warga di Bulukumba Melaporkan |
BIDAN merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Bersama tenaga kesehatan lainnya, bidan senantiasa melayani siapa saja yang membutuhkannya.
Terkait dengan hal tersebut, Puskesmas Bontobangun, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menempatkan peran bidan desa dan bidan dusun. Saat ini Puskesmas Bontobangun memiliki tenaga bidan desa sebanyak 14 orang, sembilang status PNS, enam orang status Bidan PTT dan 55 orang bidan dusun yang semuanya berstatus magang.
Sebagai salah satu dari Pusat pelayanan kesehatan masyarakat Rawat Inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (Poned)). Mereka siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir dengan dengan komplikasi, baik yang datang sendiri maupun atas rujukan. Bidan desa dan melakukan rujukan ke RS pada kasus yang tidak mampu ditangani.
Mencermati hal tersebut Kepala Puskesmas Bontobangun, dr Herawati Hakim mengambil suatu strategi, yakni menempatkan beberapa tenaga bidan yang baru lulus untuk membantu para bidan desa dengan mengisi seluruh dusun yang ada di desa dalam wilayah Puskesmas Bontobangun. Mereka dapat pula membantu tenaga Bidan yang baru lulus tersebut mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah untuk diterapkan di tengah masyarakat.
Tentang rekruitmen tenaga magang, Herawati Hakim menyatakan, Setiap calon bidan dusun wajib mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN), magang di puskesmas induk, baru bisa ditempatkan sebagai bidan dusun.*