Kereta api menjadi alat trasportasi yang efektif bagi warga, pembangunan jalur kereta api kini tengan dirintis di Sulawesi. foto: wikipedia.org |
KENDARI, CELEBES.CO-Kementerian Perhubungan menargetkan pembangunan jalur kereta api di Sulawesi dimulai tahun 2014 ini dan segera dimulai di jalur tengah ke timur. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan, Evert Erenst Mangindaan, di Jakarta.
Kabar pembangunan bahkan telah terlontar setahun lalu. Pembangunan rel lintasan kereta api meliputi Provinsi Sulawesi Barat dari Provinsi Sulawesi Selatan-Provinsi Sulawesi Tengah, selanjutnya ke Provinsi Sulawesi Utara.
Sayangnya, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sutra) tak kebagian jalur kereta api ini dan seolah hanya menjadi penonton dari mega proyek pemerintah pusat tersebut. Tak jelas mengapa Sultra tak masuk skema, namun besar kemungkinan kenala teknis berupa topografi wilayah yang tidak memungkinkan.
Ya, jika kereta api terbangun di Sulawesi, maka akses transportasi Pulau Sulawesi pun akan semakin terjangkau, dan implikasinya akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Pada rencana awal pembangunan rel kereta api di Sulawesi itu, akan dimulai dari Makassar, Sulawesi Selatan melintasi Kota Pare-Pare menuju Mamuju, Propinsi Sulbar, lalu menuju Sulawesi Tengah kemudian dibangun dari Kota Palu menuju Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) yang berada di ujung utara Sulawesi.
Dalam pernyataan persnya, Menteri Mangindaan mengatakan tahap feasibility study dan detailed engineering design (DED) untuk jalur kereta tersebut harus selesai tahun ini. Kementerian Perhubungan menyatakan biaya yang diperlukan untuk membangun 2.000 kilometer jalur kereta api di Sulawesi sekitar Rp 50 triliun. “Perhitungan kasarnya, dibutuhkan Rp 20 miliar per kilometernya,” kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono.
Namun, kata dia, jika jalur tersebut melewati terowongan dan bukit-bukit, biaya yang ditelan bisa meningkat dua kali lipat. Ia pun membandingkan rencana pembangunan jalur kereta di Sulawesi dan Sumatera. Untuk pembangunan Trans Sumatra Railways, diperlukan dana Rp 65 triliun.
Ia pun mengungkapkan, pembangunan jalur kereta di Sulawesi diprioritaskan berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Misalnya, kata Bambang, akan dibangun dari Makassar ke Pare-Pare. “Mengapa daerah itu? Karena daerah itu yang paling cepat perkembangannya,” ujarnya seperti dikutip dari Sultranews.com.
Pembangunan tersebut pada awalnya dilakukan secara parsial, sebelum akhirnya menyatu dan terintegrasi. Ia menjelaskan, pembangunan dilakukan seperti teori titik tinta atau ink spot. “Jadi, ketika beberapa titik tinta dijatuhkan ke air, dia akan menyebar dan menyatu dengan sendirinya,” kata Bambang. Mengenai skema pembiayaan, ia menyebut ada kerja sama pemerintah dan swasta (KPS) atau public-private partnership (PPP). Ia menyebut saat ini Cina dan Rusia berminat menjadi investor.
“Namun, kami belum tahu mana yang benar-benar serius,” ujarnya. Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah menyiapkan grand design masterplan untuk mengetahui nilai unit cost. Kementerian Perhubungan dan seluruh pemerintah provinsi di Sulawesi minus Sultra telah menandatangani kesepakatan bersama penyelenggaraan perkeretaapian di pulau tersebut. (Yos/SN/Berbergai sumber)