Kini jika berkendara meninggalkan Makassar masuk Kabupaten Gowa, lalu Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai, waktu tempuh terasa agak pendek. Tentu, bukan karena jarak yang berkurang, tetapi jalan mulus memudahkan kendaraan melaju sempurna tanpa hambatan. Kecuali, jika momentum tertentu, misalnya liburan Idul Fitri, kemacetan akan terjadi di jalur Makassar Gowa hingga Takalar. Bahkan di malam lebaran, padatnya kendaraan sampai di Jeneponto.
Di hari biasa, hambatan kemacetan hanya terjadi di pasar-pasar yang berada di jalan poros, dimana para pedagang dan pengendara menggunakan sebagian badan jalan.
Perbaikan dan pelebaran jalan yang sudah selesai sempurna ada pada jalur setelah ibukota Kabupaten Jeneponto hingga Kota Bulukumba.
Setelah meninggalkan pintu gerbang Kota Jeneponto, pengendara bagai memasuki jalur jalan tol. Jalan mulus lengkap dengan berbagai rambu lalulintas ini dinikmati dengan melewati Kabupaten Bantaeng hingga masuk ke Ibukota Kabupaten Bulukumba.
Setelah Kota Bulukumba, masih bisa menikmati jalan yang mulus hingga di Kecamatan Rilau Ale.
Sedangkan perbaikan dan pelebaran jalan yang dalam proseskini sampai ke Kecamatan Bulukumpa berbatasan dengan Kabupuaten Sinjai.
Hal yang sama juga dijumpai di bagian selatan Kabupaten Sinjai, di Kecamatan Tellulimpoe. Pelebaran dan pengaspalan jalan di bagian selatan Sinjai ini masih menyisakan kondisi tidak nyaman. Gumpalan debu mengganggu pendendara di jalan maupun warga yang bermukim di sepanjang jalan utama tersebut.
Perbaikan dan pelabaran jalan ini juga kini sedang dilaksanakan di wilayah utara sebelum Ibukota Kabupaten Jeneponto ke arah Kabupaten Takalar bagian selatan. Sebagian ruas jalan yang meski masih mulus, namun tampak dibongkar untuk melebarkan jalan.
Jalan yang mulus dan agak lebar ini bisa menepis anggapan di wilayah selatan Sulsel yang minim infrastruktur. Sekitar dua atau tiga tahun ini, jalan utama di wilayah utara Sulsel lebar dan mulus dengan jalan beton.
Masyarakat tentu berharap kondisi jalan mulus ini bisa lama dinikmati. Dalam pengalaman yang sering terjadi, sarana jalan mulus tidak bertahan lama, akan kembali rusak, terutama ketika terjadi musim hujan. Ini tentu tergantung dari kualitas proyek yang dilaksanakan.
Rawan Kecelakaan
Mulusnya jalan bagai jalur tol diduga membawa konsekuensi kecelakaan lalulintas. Tidak ada indikator untuk memastikan kecelakaan lalulintas ini karena jalan yang mulus sehingga pengemudi kurang hati-hati. Namun, liburan Idul Fitri, ada kendaraan justru mengalami kecelakaan di ruas-ruas tikungan jalan mulus.
Di Kabupaten Jeneponto, pada 3 Agustus 2014 terjadi dua kecelakaan. Sebuah mobil kanvas memuat barang terhempas di atas teras rumah warga di salah satu ruas jalan belokan di Togotogo. Sopir kendaraan yang naas ini diperkirakan mengantuk namun tetap memacu kendaraan di jalan mulus, sehingga kemudian tidak sadar, kendaraannya tidak mengikuti alur tikungan, atau terus melaju dan ‘mendarat’ di teras rumah warga.
Di dekat kota Jeneponto, kecelakaan yang hampir sama terjadi di jalan mulus. Sebuah truk mengangkut barang menyeruduk tembok pagar rumah warga tepat di jalan belokan setelah melaju di ruas jalan lurus agak panjang. Padahal, di sepanjang jalan yang sudah rampung dilebarkan dan mulus ini lengkap terpasang rambu-rambu lalulintas. (mus)