Pengalaman Seorang Bidan PTT di PKM Masamba
RISKA Jurnalis Warga di Luwu Utara Melaporkan |
Kinanti Dewi seorang tenaga medis yang setiap harinya bekerja di PKM Masamba Kabupaten Luwu Utara. Selaku putra daerah, alumni Akbid Kamanre tahun 2011 ini, terpanggil untuk mengabdi di tanah kelahirannya mengimplementasikan secara langsung ilmu kebidanan yang dipelajarinya setiap hari di bangku kuliah.
Ia kemudian tercatat sebagai bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Puskesmas Masamba.
Awal bertugas di Puskesmas Masamba, Kinanti ditempatkan di Poliklinik KIA dan KB. Di poliklinik ini, dia mulai melakoni tugasnya sebagai bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu dan anak, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil hingga proses persalinan. Hanya karena belum ada poliklinik bersalin di tempatnya bekerja, sehingga untuk proses persalinan disarankan ke rumah sakit Andi Djemma mengingat lokasinya yang tidak berjauhan.
Hanya beberapa bulan di sana, dia pindah ke UGD. Di UGD inilah dia bertahan lama sampai sekarang. Walau profesinya sebagai bidan tapi dia lebih banyak bertindak sebagai perawat di UGD. Menutunya, pekerjaan perawat mengajarkan kesabaran dan rasa kemanusiaan yang tinggi, selain itu juga lebih menantang dengan menghadapi berbagai macam karakter pasien .
‘’Saya menimba banyak pengalaman melayani pasien dengan cepat. Di UGD saya ditempa untuk lebih dewasa menangani pasien dan keluarga pasien yang sering marah-marah. Apalagi kalau keluarga pasien yang suka dilayani secepat mungkin padahal belum paham soal SOP pelayanan yang ada,’’ katanya saat diwawancarai JW.
Saat seperti itu, Kinanti sering mengurut dada untuk tetap bersabar memberi pengertian kalau prosedurnya ada. Kecuali kalau penanganan pasien yang gawat tidak masalah. Pasien yang gawat langsung masuk ke UGD dan langsung diberi tindakan medis. Masalah administrasi belakangan diselesaikan karena masalah nyawa manusia.
Setiap pagi, meski masih berstatus pegawai tidak tetap, dia tidak bisa telat ke tempat tugas. ‘’Kalau pagi, paling lambat jam 7.30 sudah harus ada di UGD PKM Masamba,’’ ujarnya sambil mengakui sejak bertugas di UGD melakukan tugas rangkap sebagai bidan dan perawat.
Saat ditanya kenapa memilih betah di UGD, Kinanti hanya menjawab, ‘’Pengen cari pengalaman perawatan. Saya pernah lama juga di poliklinik kebidanan.’’
Bagaimana cara menghadapi pasien yang reseh? Kinanti menjawabnya, ‘’Kami memberi tahukan bahwa kami juga harus memberi tindakan apa sama pasien, sementara kami melakukan tindakan atas instruksi dokter. Kalaupun pasiennya masih reseh, kami biasa beri pengertian, jika belum mengerti juga, kami perlihatkan contoh dengan pasien lain. Kemudian menyampaikan kalau bukan hanya dia yang diperlakukan seperti itu. Semuanya sama perlakuannya.’’
Selain itu, tenaga medis kelahiran Masamba 4 Oktober 1985 ini juga menceritakan pengalamannya ketika menghadapi pasien yang datang kontrol ulang. Biasanya mereka langsung ke UGD, padahal seharusnya ke loket dulu, kemudian ke poli untuk diperiksa sama dokter baru setelah itu ke UGD.
‘’Lagi-lagi, kami terus memberikan pengertian. Penyebabnya biasa masalahnya hanya sepele yaitu mereka belum mengetahui prosedur pelayanan,’’ katanya sembari mengakui kalau dari kecil memang punya cita-cita ingin jadi orang yang bermanfaat buat semua orang.
Dalam hidupnya, motivasi Kinanti menjalani profesinya yaitu,’’bekerja lebih pake hati, biar bisa tulus, Allah SWT lah yang akan mencatat semua perbuatan kita. Dan Allah akan perhitungkan segalanya, termasuk lelah kita.