Presiden SBY mencicipi kepiting soka hasil budidaya Tambak Pendidikan Hasanuddin, Kabuaten Barru, Sulsel, Sabtu (22/2). Foto: Cahyo/presidenri.go.id.
BARRU, MK- Indonesia bukan hanya dituntut mampu menyediakan pangan hasil pertanian, namun juga pangan dari produksi laut. Karena Indonesia juga adalah negara kelautan.
Hal tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat melakukan peninjauan ke Tambak Pendidikan Hasanuddin di Desa Bejo, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2) kemarin.
“Indonesia adalah negara kepulauan, harus mampu meningkatkan produksi pangan laut. Kita harus berkreasi dan berinovasi agar sumberdaya kelaut dapat ditingkatkan,” kata Presiden SBY.
Menurut SBY seperti dilansir laman resmi Presiden RI, jumlah penduduk akan terus bertambah, karena dituntut untuk mampu menyediakan bahan pangan yang lebih banyak. ”Kita perlu mengembangkan penelitian dan inovasi teknologi agar produksi serta produktivitas pangan meningkat,”tuturnya.
Presiden SBY mengapresiasi upaya nyata Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, untuk meningkatkan perekonomian melalui pengembangan sektor kelautan dan perikanan. “Atas nama pemerintah, negara, dan selaku pribadi, saya mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap Universitas Hasanuddin yang menjadi universitas riset unggulan,” ujar SBY.
Pada kesempatan ini, SBY dam Ibu Ani berkesempatan mencicipi kepiting soka hasil budi daya tambak ini. “Luar biasa enaknya! Tidak kalah dengan produk negara manapun,” komentar Presiden.
Saat melakukan peninjauan, SBY menerima penjelasan mengenai budi daya kepiting soka (Soft Shell Crab) dari Pof. Yushinta. Menurutnya, sula ia hanya ingin mengantisipasi permintaan pasar internasional yang sangat tinggi terhadap kepiting cangkang lunak. Tapi proses penggantian kulit (kepiting) dilakukan dengan memotong kaki, tidak berprikehewanan.
“Jadi kami dari universitas mencari jalan keluar bagaimana proses ini terjadi tanpa penganiayaan. Ternyata, di dalam bayam mengandung substansi yang merangsang pertumbuhan sehingga kepiting melepaskan kulitnya yang keras,” Prof. Yushinta, penemu budidaya kepiting soka dengan menyuntikan zat yang terdapat dalam bayam, menjelaskan.
Selain budidaya kepiting soka, Tambak Pendidikan Hasanuddin juga mengembangkan teknologi budidaya rajungan, udang, bandeng, dan ikan nilai air laut. (fbw/wan)