Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhyono menerima gelar adat Kedatuan Luwu dari Datu Luwu ke-40, di Istana Datu Luwu, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulsel, Jumat (21/2) siang. Foto: Cahyo/presidenri.go.id
PALOPO,MK- Kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) di sejumlah kabupaten kota di Sulawesi Selatan mendapat sambutan hangat dari masyarakat, bahkan SBY diberi 2 gelar adat kehormatan.
Setelah sebelumnya kemarin mendapat gelar adat kehormatan Toraja, Jumat (21/2) Presiden SBY kembali mendapat gelar kehormatan serupa, yakni dari Kedatuan Luwu. Prosesi penganugerahan gelar berlangsung di Istana Datu Luwu, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulsel. SBY bergelar Anakaji To Appamaneng ri Luwu, sedangkan Ibu Ani mendapat gelar We Tappa Cina Warawarae Ri Manjapai.
Gelar bagi SBY berarti Pangeran Mulia, Sang Pengangkat Harkat dan Martabat di Luwu. Adapun untuk itu Ibu Ani bermakna Puteri yang Berwajah Cina nan Cantik yang Bersinar Cemerlang dari Majapahit.
Prosesi pemberian gelar adat diawali dengan pemakaian songkok emas kepada SBY, sebagai simbol pengangkatan dan penganugerahan gelar Anakaji To Appamaneng Ri Luwu, yang artinya Pangeran Mulia, Sang Pengangkat Harkat dan Martabat di Luwu. Sedangkan Ibu Ani dikenakan Kembang Goyang Emas sebagai simbol dari gelar We Tappa Cina Warawarae Ri Manjapai atau Puteri yang Berwajah Cina nan Cantik yang Bersinar Cemerlang dari Majapahit.
SBY mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas anugerah gelar adat yang diterimanya. “Semoga niat baik dan tujuan mulia dari komunitas adat Luwu ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,” ujar SBY dalam sambutannya.
Kedatuan Luwu merupakan salah satu kerajaan terbesar dan tertua di Sulawesi, bahkan di Indonesia bagian timur. Pemerintahan dimulai kurang lebih 16 abad yang lalu, yaitu sejak Pajung/Datu Luwu I Batara Guru hingga ke masa Pajung/Datu Luwu Ke XXXIV Andi Djemma Petta Matinroe ri Amaradekanna. (Wan)