Presiden SBY menyampaikan sambutan penganugerahan gelar adat Kedatuan Luwu, sementara Ibu Ani duduk Lamming Pulaweng, di Datau Luwu, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulsel, Jumat (21/2) siang. Foto: cahyo/presidenri.go.id.
PALOPO, MK- Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) berpesan agar kearifan lokal yang merupakan kekayaan Nusantara harus terus dilestarikan dan dijunjung tinggi.
“Kearifan lokal seperti sikap saling menghormati, menghargai, dan saling mengingatkan harus selalu dijunjung tinggi. Insya Allah, Palopo akan tetap menjadi wilayah yang tenteram, aman, dan damai. Kekerasan yang pernah terjadi berarti mengingkari nilai-nilai yang dijunjung bersama,”ujar Presiden SBY dalam sambutannya saat menerima Gelar Adat Kedatuan Luwu, di Langkane (Istana) Datu Luwu, di Desa Amassangeng, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulsel, Jumat (21/2) siang. Presiden SBY dan Ibu Ani mendapat gelar adat Kedatuan Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau.
Seperti dikutip dari akun facebook Presiden SBY, prosesi pemberian gelar adat diawali dengan pemakaian songkok emas kepada SBY, sebagai simbol pengangkatan dan penganugerahan gelar Anakaji To Appamaneng Ri Luwu, yang artinya Pangeran Mulia, Sang Pengangkat Harkat dan Martabat di Luwu. Sedangkan Ibu Ani dikenakan Kembang Goyang Emas sebagai simbol dari gelar We Tappa Cina Warawarae Ri Manjapai atau Puteri yang Berwajah Cina nan Cantik yang Bersinar Cemerlang dari Majapahit.
SBY mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas anugerah gelar adat yang diterimanya. “Semoga niat baik dan tujuan mulia dari komunitas adat Luwu ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,” ujarnya.
Presiden SBY juga merespon harapan Walikota Palopo agar pemerintah membantu pembangungan di daerahnya. “Saya pesan tadi kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota, agar disusun rencana pembangunan yang lebih efektif dengan prioritas dan agenda. Pemerintah pusat akan membantu sesuai anggaran yang tersedia,” kata Presiden SBY .
Kedatuan Luwu merupakan salah satu kerajaan terbesar dan tertua di Sulawesi, bahkan di Indonesia bagian timur. Pemerintahan dimulai kurang lebih 16 abad yang lalu, yaitu sejak Pajung/Datu Luwu I Batara Guru hingga ke masa Pajung/Datu Luwu Ke XXXIV Andi Djemma Petta Matinroe ri Amaradekanna (Wan).