Di balik jeruji besi. Direktur Kantor Berita Arakan (ANA), Shalah Abdul Shakur berdialog dengan pengungsi muslim Rohingya di Rudenim Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Foto : Muhammad Anas/Islamicgeo.com.
TANJUNG PINANG, MK– Meski sudah berada dalam perlindungan lembaga urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Tanjung Pinang, namun penderitaan pengungsi Muslim Myammar tak kunjung berakhir, mereka kini berada dalam jeruji besi.
Sebelumnya mereka mencapai Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri), mereka harus mengarungi samudera, terombang-ambing di laut lepas selama berbulan-bulan lamanya, melintasi sejumlah negara ASEAN.
Setelah Muslim Rohingnya-Arakan berhasil mencapai Kepri, mereka rela memilih berada di balik jeruji besi di kamp pengungsi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Inilah nasib yang dialami pengungsi Rohingya – Arakan saat ini. Mereka terpaksa meninggalkan negerinya untuk menghindari tindakan dari rasisme dan pembantian Pemerintahan Myammar.
Penderitaan meraka seakan tak berakhir, kini mereka menghabiskan waktu berada di balik jeruji besi di Tanjung Pinang, menanti nasib yang tak jelas.
Redaksi Islamicgeo.com bersama Dr. Tahir Muhammad, Ketua Kongres Arakan Rohingya Union (ARU) sebuah organisasi yang mengkordinasi 61 lembaga dan organisasi Muslim Arakan-Rohingya dan Direktur Kantor Berita Arakan (ANA), Shalah Abdul Shakur pada Ahad (8/12) berhasil mengunjungi kamp pengungsi di Pulau Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Dalam kunjungan ini, Ketua ARU, Direktur ANA bersama Islamicgeo (situs jaringan Makassarkini.com) berhasil menyalami 45 orang pengungsi Rohingya. Mayoritas mereka telah berada di balik jeruji di Tanjung Pinang rata-rata dua tahun, bahkan ada yang telah tiga dan empat tahun. Namun hingga kini mereka belum juga mendapatkan apa yang mereka harapkan yaitu mendapatkan kewarga-negaraan Australia dan New Zeland sesuai dengan aturan Lembaga Pengungsi PBB, UNHCR.
Kedatangan utusan ARU yang dimediasi oleh anggota DPR-RI dari Dapil Kepulauan Riau, Herlini Amran ini, cukup menghibur dan mengurangi penderitaan mereka. Selain bercengkerama, berdialog dan memberikan optimisme harapan hidup, Ketua ARU juga sedikit membagi-bagikan bekal buat mereka, berupa uang saku. (Muhammad Anas).