WASHINGTON, MK- Bila sebagian besar pemimpin dunia dari Amerika Latin termasuk sekjen PBB menyatakan berduka atas wafatnya Presiden Venezuela Hugo Chavez, reaksi berbeda datang dari negeri Paman Sam.
Dari Amerika Serikat pernyataan duka cita Presiden Barack Obama dari Gedung Putih ditulis dalam dalam dua kalimat yang tak secara jelas menyebut perseteruan antar dua pihak selama bertahun-tahun Chavez memerintah Venezuela.
“Amerika Serikat memperkuat dukungannya kepada rakyat Vezeluela,” demikian bunyi pernyataan itu seperti dilansir BBC. Presiden Obama juga menyebut kematian Chavez menjadi saat yang sulit bagi Venezuela, namun juga menjadi momentum untuk sebuah “Bab baru dalam sejarahnya untuk menegakkan prinsip demokrasi, hak asasi dan aturan hukum”.
Di jalanan di komunitas Venezuela di negara bagian Florida, AS berita kepergian Chavez disambut dengan lambaian bendera dan sorak-sorai.
“Dia pergi!” kata sekumpulan orang yang mengaku gembira dengan meninggalnya pemimpin Venezuela itu setelah hampir satu setengah abad Chavez mengenggam kekuasaan yang dipandang nyaris mutlak di negerinya.
“Kami bukannya gembira karena dia meninggal,” kata Ana San Jorge, 37, warga setempat. Di tengah kerumunan warga yang berkumpul di pinggri kota Miami di Doral, Jorge menyebut: “Kami gembira merayakan terbukanya pintu baru harapan untuk perubahan.”
Sementara bintang film Hollywood yang juga dikenal karena aksi kemanusiaannya, Sean Penn menyatakan “berdoa untuk Chavez’ setelah mendengar berita kematiannya. Menurut Penn banyak kebaikan pria yang sempat mengidap kanker itu yang tak tersiar di AS.
Situs Voice of America (VOA), situs berita milik Pemerintah Amerika Serikat menyebut Presiden Hugo Chavez sebagai tokoh populis anti-Amerika yang mendeklarasikan revolusi sosialis di Venezuela.
Selama menjabat lebih dari 14 tahun, Chavez kerap menantang status quo di dalam maupun luar negeri. Di Venezuela, ia dikenal dengan gaya konfrontatif dan mendominasi, namun ia juga seorang komunikator yang mahir membangkitkan rasa nasionalisme di Venezuela. Chavez merupakan sosok yang populer, terutama di kalangan kaum miskin.
Sebagai komandan paramiliter, Chavez memimpin kudeta yang gagal pada tahun 1992. Ia memperoleh pengampunan dan kemudian terpilih sebagai presiden pada tahun 1998. Ia kemudian selamat dari upaya kudeta melawannya di tahun 2002 dan kembali terpilih sebagai presiden dua kali lagi setelah itu.
Chaves meninggal dunia pada usia 58 setelah bergulat dengan kanker selama dua tahun terakhir. (BBC/VOA/Marwan Azis).