JAKARTA, MK- Tak lama setelah meninggalkan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Hary Tanoesoedibjo dan kawan-kawan resmi mendeklarasikan Persatuan Indonesia (Perindo).
Deklarasi Perindo yang bertempat di Istora Senayan (24/2) ini ditandai dengan pembacaan manifesto politik Perindo, yang dibacakan oleh mantan Sekjen Partai Nasdem Ahmad Rofiq.
Sejumlah tokoh, politisi dan pengusaha nasional turut menjadi deklarator Perindo antara lain Hary Tanoesoedibjo, Yusril Ihza Mahendra, Romli Atmasasmita, Ahmad Rofiq, Raja Sapta Oktohari, Yusuf Lakaseng, Fauzi Amro, Katon Bagaskara, Andre Hehanusa dan lain-lain.
Deklarasi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Adyaksa Dault, Agum Gumelar, Samuel Koto dan sejumlah artis.
Dalam pidato politiknya Hary Tanoesoedibjo yang disaksikan ribuan kader dan simpatisan Perindo, menjelaskan latar dan tujuan pendirian Perindo.” Pasca reformasi, bangsa kita menghadapi banyak masalah, mulai dari korupsi, kesenjangan sosial, akses pendidikan, kesehatan pengelolaan sumber daya alam dan masih banyak lagi,”kata HT panggilan akrab Hary Tanoesoedibjo.
Sebagai anak bangsa lanjut pemilik MNC Group ini, harus berbuat karena masa depan bangsa ada ditangan kita.
Bahkan menurut HT, beberapa hal bangsa Indonesia mengalami kemunduran termasuk intoleransi.” Itulah alasan Perindo didirikan, untuk lebih peduli dan untuk Indonesia yang lebih baik. Tidak dengan janji-janji saja melainkan perbuatan.”paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, HT juga menegaskan Perindo bukanlah onderbow Hanura, partai yang kini HT berlabuh setelah meninggalkan Nasdem. “Belum lama ini saya bergabung dengan Partai Hanura, saya harus dengan jelas menyampaikan kepada semua. Tentunya berbeda antara Perindo dan Hanura.
Menurut HT, Hanura adalah partai politik yang menempatkan kader untuk duduk di legislative (DPR). Sedangkan Perindo adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang sosial, fokus pada masyarakat bawah, pembangunan, akan memberikan saran dan pendapat , pressure group untuk kebaikan bangsa.
HT mengingatkan kadernya agar Perindo tetap menjunjung tinggi visi pendirianya. “Banyak organisasi dibentuk dengan tujuan mulia tapi banyak ketika organisasi itu tumbuh jadi menyimpang dari visi sebelumnya,”ujar HT seakan menyindir organisasi Nasdem yang pernah dibelanya. Seperti diketahui HT memutuskan mundur dari Partai Nasdem setelah berbeda pendapat dengan Surya Paloh pendiri Ormas Nasdem yang kini menjadi Ketua Partai Nasdem.
“Kita harus menjadikan Perindo sebagai ujung tombak untuk mewujudkan masyarakat dan Indonesia yang lebih baik,”tandasnya. (Marwan Azis).