JAKARTA – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam dan mengutuk pelaku kekerasan kepada Luviana dan jurnalis yang meliput demontrasi di depan kantor pribadi Surya Paloh, pemilik Metro TV dan pendiri Partai Nasional Demokrat (Nasdem), di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 16 Januari 2013.
Dalam kekerasan ini, wartawan TVRI dipaksa untuk menghapus gambar demontrasi. Wartawan yang meliput aksi melalui BlackBerry juga diminta untuk menghapus tulisan maupun foto yang tersimpan di dalam BlackBerry.
Kekerasan tersebut dilakukan oleh orang yang terafiliasi dengan partai Nasional Demokrat (Nasdem) berjumlah sekitar 30 orang. Mereka keluar dari kantor Partai Nasdem dan langsung melakukan kekerasan kepada massa aksi yang berjumlah 19 orang.
Mereka mengejar massa demontrasi hingga kocar kacir, menghancurkan kaca mobil komando yang dibawa oleh para pengunjuk rasa yang menolak adanya pemutusan hubungan kerja pada Luviana asisten produser Metro TV yang di-PHK secara sepihak.
Atas peristiwa tersebut, AJI Jakarta meminta kepolisian mengusut dan menyeret pelaku kekerasan dan pengrusakan alat demontrasi, mengecam kepolisian yang membiarkan penyerangan dan kekerasan terjadi serta menyayangkan pola penyelesaian dengan cara kekerasan atas tuntutan pembayaran gaji yang ditahan dan PHK secara sepihak.
“Cara kekerasan ini bahkan terjadi di kantor pemilik Metro TV dan pendiri Partai Nasdem, Surya Paloh,” kata Ketua AJI Jakarta Umar Idris. (Merdeka.com).