Ilustrasi pengamanan Pilkada Sulsel. Foto : ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang |
MAKASSAR, MK- Pilkada Sulawesi Selatan malam ini agak tercoreng, karena para pendukung calon Gubernur dan Wakil Gubernur terlibat bentrok tak jauh dari lokasi debat kandidat.
Bentrok tersebut tidak terelakkan setelah kedua massa pendukung terlibat cekcok di persimpangan Jalan Haji Bau, Cenderwasih, dan Arief Rate, Makassar, meskipun dikawal ribuan aparat pengamanan.
Berdasarkan pantauan, bentrokan anta rpendukung itu menjadi tontonan warga setempat karena jarak bentrokan dengan lokasi debat kandidat yang dilaksanakan di gedung Celebes Convention Center (CCC) Jalan Daeng Patompo, Metro Tanjung Bunga Makassar, Kamis, hanya berjarak sekitar 500 meter.
Meskipun terjadi bentrokan, namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama karena aparat keamanan juga langsung bertindak untuk membubarkan tawuran itu dan mengantisipasi jatuhnya banyak korban luka.
Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai bentrokan tersebut, namun pihak aparat kepolisian dan TNI terus berupaya untuk menjaga keamanan dalam pesta demokrasi itu.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wisnu Sanjaya sebelumnya menyebutkan jika jumlah personel gabungan yang diterjungkan untuk mengamankan jalannya debat kandidat itu sebanyak 2.200 orang personel.
Dari 2.200 jumlah personel yang diterjungkan, 500 diantaranya dari pihak personil TNI, 30 personel dari kesatuan Polwan Polda Sulselbar. Tidak hanya itu, pihaknya juga melibatkan anggota Brimob Polda Sulselbar dan Brimob Mabes Polri yang dikirim dari Kelapa Dua Jakarta.
“Untuk pengamanan debat kandidat jumlah personel yang diturunkan sebanyak 2.200 personel dan diharapkan dengan jumlah itu bisa tercipta debat kandidat yang berjalan lancar dan damai,” katanya seperti dilansir Antara.
Sebelumnya, usai debat kandidat massa Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang) yang tadinya menguasai jalan Haji Bau terlibat adu mulut dengan massa Ilham Arief Sirajuddin-Azis Qahhar Muzakkar (IA) kemudian saling mengejek satu sama lain, sehingga memicu terjadinya “perang batu”.
Akibat kejadian tersebut, ratusan aparat kepolisian mengambil sisi tengah untuk memisahkan antara dua kubu pendukung agar tidak terjadi bentrokan susulan. (Ant).