Ilustrasi banjir di Kota Makassar. Foto : Google Photo. |
MAKASSAR, MK – Ratusan rumah di jalan Swadaya Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu terendam banjir setinggi paha orang dewasa.
Puluhan keluarga, termasuk ibu-ibu dan anak-anak terpaksa dievakuasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mengunakan perahu karet untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Curah hujan dengan insensitas tinggi selama dua hari di Makassar membuat sejumlah titik dan pemukiman warga terendam air.
Berdasarkan data Ketua LPM Kelurahan Batua Haji Said menyebutkan, sebanyak 210 KK dengan 262 jiwa termasuk anak-anak telah diungsikan ditempat lebih tinggi tepatnya di Masjid AT Toyyibah.
Bahkan Dinas Sosial Kota Makassar telah menerjunkan personel dibantu Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar telah mendirikan dapur umum serta tim kesehatan untuk membantu warga.
“Sudah dievakuasi sebagian, tetapi masih ada 50 KK dengan 167 jiwa di lokasi Pasaran Keke jalan Toa daeng III berdekatan jalan Swadaya yang akan dievakuasi, karena hujan masih turun, maka evakuasi ditunda,” tuturnya.
Kepala Seksi Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Sosial Makassar Abdul Rahman mengatakan, pihaknya telah mendirikan posko penanggulangan dengan membagun dapur umum termasuk layanan kesehatan.
“Rencana tiga hari posko akan berdiri, kalaupun cuaca belum memungkinkan dan air belum surut maka kita akan tambah selama satu minggu. Kami juga masih menunggu bantuan logistik dan bahan makanan untuk warga pengungsi,” ucapnya disela evakuasi.
Salah satu warga, Daeng Kulle, enggan dievakuasi karena takut rumahnya di bobol maling, namun anak serta istrinya telah dievakuasi.
“Saya biar di sini saja pak, jaga-jaga rumah takutnya dimasuki pencuri. Biar anak dan istri saja yang dibawa, memang disini langganan banjir tiap tahun,” katanya kepada petugas disela evakuasi.
Diketahui sejumlah titik di Kota Makassar terendam banjir setinggi lutut hingga paha orang dewasa. Hal itu disebabkan buruknya drainase sepanjang 3.000 kilometer di Makassar, termasuk pesatnya pertumbuhan properti perumahan di kantong-kantong air yang mengabaikan pembuangan saluran air. (Ant).