JAKARTA, MK-Anwar Ibrahim Mantan Perdana Menteri Malaysia menulis diblognya akibat penghinaan yang dilakukan Zainuddin Maidin kepada BJ Habibie, membuat hubungan Indonesia-Malaysia kian terpuruk. Malaysia semakin jauh dari “Sahabat” Indonesia.
Seperti diketahui dalam artikel yang dikutip Tempo dari tulisan Zainuddin Maidin di harian Utusan Malaysia 10 Desember lalu yang menulis sebagai pengkhianat bangsa karena telah menyebabkan Timor-Timur lepas dari Indonesia. Dia menyamakan Habibie dengan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, 65 tahun, yang kerap disebut pengkhianat.
Anwar Ibrahim menilai tulisan Zainuddin sangat dangkal dan menggelikan. “Zainuddin mewakili sosok elit UMNO yang berprasangka keji terhadap negara Indonesia,”kata Anwar melalui siaran persnya. Anwar mengatakan, kemungkinan bahwa pernyataan Zainuddin adalah ungkapan kekhawatiran beberapa pihak di Malaysia bahwa kedatangan BJ Habibie di Selangor dapat menginspirasi perubahan dan reformasi di Malaysia.
Anwar juga menyesalkan sikap pemerintah Malaysia tidak menunjukkan komitmen untuk memperbaiki kondisi hubungan kedua negara yang semakin memburuk. Hal ini terlihat dari penanganan kasus perkosaan TKI yang dilakukan oleh 3 orang polisi Diraja Malaysia baru-baru ini.
Menurut tokoh pejuang reformasi Malaysia ini, apa yang dilakukan Zainudin tidak perlu dilayani karena ia tidak mewakili masyarakat Malaysia. Zainudin adalah sosok angkuh (arogan) dan rasis yang merupakan salah seorang yang menyebabkan terjadinya krisis bilateral antara dua negara serumpun ini.
Anwar mencontohkan tulisan Ahmad Lufti Othman di The Malaysia Insider yang mewakili masyarakat Malaysia yang tidak berpandangan sempit, menjelaskan sosok negarawan dari BJ Habibie tersebut.
Dalam surat elektroniknya dipublis diblogger Kompiasana, Anwar Ibrahim juga memberikan pujian kepada B.J Habibie. Menurutnya, Habibie merupakan seorang reformis dan intelektual bangsa.
Anwar menilai mantan Presiden Habibie merupakan sosok yang membawa negara ke sebuah sistem yang demokratik dengan memerdekakan rakyat dari belenggu pemikiran dan hegemoni yang sempit.
“(Bagi saya) Habibie merupakan seorang negarawan. Beliau juga seorang yang peduli rakyat dan memiliki semangat solidaritas yang luhur. Saya sudah melihat langsung seperti apa bapak B.J Habibie dan isterinya, Alm. Ibu Ainun begitu prihatin saat Datuk Seri Anwar menjalani perawatan di Munich, Jerman pada tahun 2004. Ini cukup memperjelas, betapa akrab hubungan kedua tokoh tersebut. Itu bertujuan juga untuk memperkokoh hubungan Malaysia dan Indonesia,”tandasnya. (Marwan Azis).