Ilustrasi, jurnalis meliput solidaritas korban bom kuningan. Foto : Marwan Azis/MakassarKini.com |
BELLAGIO, MK – Seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin memenangkan pemilihan presiden Mesir. Konflik sektarian menggoyang Nigeria, Irak dan India. Sejumlah negara Eropa berusaha mengatur proses asimilasi kelompok agama minoritas.
Agama dalam kehidupan masyarakat sekarang mendominasi berita dunia, namun sisi agama masih sering disalah‐artikan atau diabaikan sama sekali dalam pemberitaan media.
Kini, sebuah organisasi dunia untuk jurnalis yang meliput masalah agama telah dibentuk menawarkan jasa, sumber informasi serta dukungan kepada reporter, editor, dan penulis untuk mempersiapkan mereka membuat dan mengupas berita mengenai agama yang akurat, adil dan seimbang.
The International Association of Religion Journalists (IARJ), atau Asosiasi Internasional Jurnalis Agama, didirikan oleh jurnalis terkemuka dari 23 negara dalam sebuah pertemuan di Rockefeller Foundation Bellagio Center di Itali. Hampir 400 jurnalis dari 90 negara sampai sekarang sudah deterima sebagai anggota organisasi baru ini.
Minggu ini, IARJ meluncurkan www.theiarj.org berisikan artikel orisinal yang dipersiapkan anggota untuk berbagi pengalaman mengenai praktek‐praktek terbaik (best practices) peliputan agama, dan memberikan akses ke sumber informasi paling baru mengenai agama dan masalah keagamaan didunia.
Yang membedakan IARJ dari organisasi yang sudah ada, menurut Ketua Komite Pengarah IARJ Maria‐Paz Lopez, adalah komitmennya sebagai sebuah badan internasional lintas nasional dan lintas agama.
“Agama memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan miliaran manusia didunia; kami adalah komunitas profesional yang peduli agar agama dan prakteknya – termasuk konfliknya – diberitakan secara akurat, adil dan seimbang,” demikian Lopez, penulis senior masalah keagaman La Vanguardia di Barcelona, Spanyol melalui siaran persnya dishare Endy M.Bayuni dari The Jakarta Post yang juga menjadi salah satu pendiri IARJ.
Suara global
Jurnalisme agama harus dilaksanakan dengan tanggung jawab. Peliputan yang meningkatkan saling pengertian antar kelompok agama dapat menghilangkan segala praktek diskriminasi dan memperkuat peradaban masyarakat; sementara jurnalisme yang tidak cermat/tidak bertanggung jawab dapat meningkatkan pelecehan atau mempertajam konflik antar agama yang menterlantarkan jutaan manusia.
Untuk membantu peliputan atas topik yang sangat kompleks ini, seorang jurnalis yang sedang dikejar deadline dapat mengunjungi situs IARJ untuk menemukan informasi yang relevan mengenai peran agama dan kehidupan beragama di setiap negara di dunia. Situs ini juga memuat statistik mengenai pemeluk agama, sikap masyarakat beragama, perundangan nasional yang menyangkut kehidupan
beragama, latar belakang mengenai konflik antar‐agama dan antar‐etnis, dan informasi mengenai sejumlah tradisi agama.
Situs Bahasa Arab akan segera diluncurkan. Kedepan, IARJ akan menawarkan situs dalam bahasa lainnya.
Komitmen atas rasa kolegialitas internasional diawali dengan pernyataan misi IARJ: “Asosiasi Internasional Jurnalis Agama (IARJ) adalah sebuah jaringan global jurnalis yang mengedepankan kualitas tertinggi dalam liputan mengenai agama dan kehidupan spiritual. IARJ menawarkan jasa dan sumber informasi untuk memperkuat dan mendukung pekerjaan para anggotanya. IARJ mengajak pimpinan media, lembaga pendidikan dan komunitas berpikir bersama mengenai pentingnya akurasi, keseimbangan dan etika dalam peliputan agama untuk meningkatkan saling pengertian.”
Tujuh anggota Komite Pengarah (Steering Committee) terdiri atas jurnalis dari Afrika, Asia, Australia, Amerika Latin, Amerika Utara dan Eropa. Selain ketua Maria Paz‐Lopez, anggota komite lainnya adalah: Rachael Kohn dari Australia (wakil ketua), produsen dan presenter The Spirit of Things, ABC Radio National; Hani Hazaimeh dari Jordan (bendahara) , reporter The Jordan Times; Endy Bayuni dari Indonesia, redaktur senior The Jakarta Post; Pedro Brieger dari Argentina, jurnalis, sosiologis dan penulis; Yazeed Kamaldien dari Afrika Selatan, penulis dan fotografer lepas; dan Douglas Todd dari Kanada , penulis masalah agama dan etika The Vancouver Sun.
David Briggs, mantan reporter Associated Press dengan pengalaman lebih dari 25 tahun menulis masalah agama di Amerika Serikat dan internasional, ditunjuk sebagai direktur eksekutif.
Ketika menjajaki pendirian asosiasi ini, Brigg bertemu dengan ratusan jurnalis dari lebih 90 negara mendengarkan berbagai keperluan mereka dan mempelajari gagasan bagaimana melayani penulis dan jurnalis yang meliput masalah agama.
“Ada konsensus diantara mereka mengenai perlunya asosiasi internasional sebagai wadah untuk berbagi informasi dan pengalaman peliputan agama, termasuk pertukaran pengetahuan berdasarkan pengalaman anggota di negara masing masing,” kata Briggs. “IARJ adalah suatu usaha global bagi jurnalis untuk belajar dari satu sama lain melalui forum yang didasarkan rasa saling hormat dan saling pengertian.”
IARJ bermitra dengan International Center for Journalists (ICFJ) dan Association of Religion Data Archives (ARDA), dua organisasi terkemuka dunia yang giat dalam usaha meningkatkan kualitas jurnalisme global dan memberikan akses ke hasil riset yang terbaik dalam masalah agama.
Asosiasi internasional untuk pewarta agama baru ini kini telah memiliki situs www.theiarj.org yang diperuntukan untuk membantu kerja reporter dan editor.