MAKASSAR, MK-Kini Pantai Losari, Kota Makassar, tidak hanya ber-ikon sebuah anjungan. Sebuah masjid ”terapung” berkubah biru menambah keindahan bagi warga yang ingin menyaksikan matahari terbenam (sunset) di pantai tersohor di Kota Anging Mammiri ini. Disebut masjid terapung karena sarana ibadah ini dibangun di atas laut, ditopang tiang-tiang, dihubungkan lewat jembatan dari bibir Pantai Losari, setelah pantai ini direklamasi puluhan meter ke luat.
Kehadiran bangunan yang diberi nama Masjid Amirul Mukminin ini berada di sebelah selatan anjungan tepat di antara anjungan dan pintu gerbang Jl. Metro Tanjung Bunga. Dengan demikian, jika dipandang dari ujung utara Pantai Losari, pintu gerbang Jalan Metro Tanjung Bunga yang juga berbentuk kubah, seolah-olah menjadi bagian dari masjid yang memiliki dua kubah dan dua menara ini.
Bangunan masjid terapung terdiri atas tiga lantai ditopang 164 tiang pancang, yang memunyai luas 1.683 meter persegi. Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin mengklaim masjid tersebut sebagai masjid terapung pertama di Indonesia yang memadukan konsep religius dan sarana wisata.
Dengan demikian masjid ini selain berfungsi sebagai sarana ibadah, juga menjadi tempat wisata. Lantai teras, berada tepat di bawah kubah bisa ditempati warga melakukan reakreasi, terutama memandang matahari terbenam di Pantai Losari. Di lantai paling atas masjid terapung, juga tersedia tempat khusus bagi yang ingin melaksanakan salat yang lebih khusu dalam suasana ketenangan laut Pantai Losari.
Lantai dua masjid ini diperuntukan bagi jemaah wanita, sedangkan di lantai dasar untuk tempat salat jemaah pria. Di lantai paling bawah itu pula terdapat tempat wudhu pria yang berada di sebelah kanan, sementara tempat wuduh untuk wanita di sebelah kiri masjid masjid yang dibangun sejak Mei 2009 ini.
Untuk menuju ke masjid, ditempuh lewat dua jalur jalan berbentuk jembatan. Jalur utama ditempuh dari sebelah timur masjid. Sementara satu jalur berada di sebelah selatan masjid. Meskipun telah diresmikan, hingga Agustus 2012 ini, sebagian bangunan mesjid tersebut tampaknya belum rampung sehingga masih ada aktivitas pemolesan sana-sini.
Meski berada di lokasi strategis, Masjid Amirul Mukminin yang tidak terlalu besar ini kemungkinan tidak menjadi ikon jangka panjang. Sebab ketika bangunan-bangunan di bibir Pantai Losari dan delta Tanjung Bunga dibuat menjulang kelak, bangunan ini tidak akan lagi menonjol, bahkan ”tenggelam”. Apalagi bila ada mega proyek Istana Negara yang disebut Central Point of Indonesia juga bisa diwujudkan di lokasi yang juga berada pada satu kawasan dengan masjid terapung. (mustam arif)