MAKASSAR, MK-Investasi bisnis perhotelan yang berhasil mengatrol pertumbuhan ekonomi Kota Makassar pada kwartal pertama justru dikhawatirkan bakal cepat tergerus, jika tak dibenahi destinasi wisata.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga, mengatakan, investasi bisnis perhotelan tidak berdiri tunggal. Pehotelan erat kaitannya dengan pariwisata dan itu perlu digenjot.
“Harus ada diversifikasi pembangunan lain yang mendukung kunjungan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Makassar. Kalau kita hanya mengandalkan MICE itu sifatnya sementara. Ada kejenuhan terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Bali yang selama ini unggul dalam MICE,” kata Anggiat seperti dilansir Fajar.
Karena itu, dia meminta kepada pemerintah membenahi destinasi wisata agar bisnis perhotelan ini, memiliki daya tarik. Jualan alternatif perhotelan adalah destinasi yang masih perlu dibenahi.
“Angka investasi yang ada saat ini, menakjubkan. Hotel tumbuh di mana-mana. Tapi ini, bahaya kalau tak ada diversifikasi. Ambil contoh Manado, okupansi hotel di kota itu nyaris tak pernah sampai 50 persen. Itu karena lebih banyak hotelnya ketimbangkan pengunjung,” jelas Dirut Hotel Grand Clarion ini.
Geliat wisata MICE saat ini juga ramai diperebutkan provinsi lain. Anggiat membeberkan, bukan hanya Makassar, Balikpapan dan kota lain juga sedang menggeliat. Jadi ini, perlu mendapat perhatian. “Jangan melihat angka investasinya, harus dilihat prospektif ke depan,” tuturnya.
Periode Januari-Juni 2012, sudah empat hotel baru kelas bintang tiga ke atas beroperasi di Makassar, yakni Hotel Swiss-Bellin di Jalan Boulevard 183 kamar, Hotel Grand Celino 125 kamar, Hotel Aston Grup 117 kamar, dan Hotel Colonial Tanjung Bunga 72 kamar. Ini belum ditambah dengan pengembangan Hotel Grand Clarion 100 kamar dan beberapa hotel bintang dua ke bawah.
Ada pun jumlah kamar hotel di Makassar pada 2013 diperkirakan menjadi 8.000 unit yang di antaranya merupakan tambahan dari 13 hotel baru yang masih dalam tahap pembangunan saat ini.
Sekretaris Disperindag dan Penanaman Modal Daerah Kota Makassar, Suwiknyo menambahkan, hingga kurun waktu tiga tahun terakhir ada tambahan 73 hotel baru. Realisasi investasi di sektor perhotelan telah mencapai Rp2 triliun lebih.
Dia mengatakan, pembangunan hotel di Makassar dalam satu dekade terakhir cukup pesat. Ini seiring dengan menjamurnya pusat perbelanjaan, termasuk mal. Pusat perbelanjaan yang menjadi magnet usaha bidang jasa pariwisata itu. (aci/upi)